Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perbandingan Iklan Online dan Iklan Konvensional

Iklan online atau online advertising, mungkin teman-teman pembaca sudah banyak yang mengerti bahwa itu adalah iklan yang menggunakan media online. Memang secara kata online advertising, memiliki unsur kata online sehingga tidak salah juga jika dipahami bahwa iklan online merupakan iklan yang menggunakan media online.



iklan, iklan online, iklan konvensional, instagram, facebook, google, koran, majalah, televisi, iklan digital

Jika memahami dari kata-katanya saja akan dibuat bingung nantinya, karena media online itu sendiri ada banyak. Dan masing-masing media online memiliki istilah iklannya sendiri misalnya facebook advertising, instagram advertising, google advertising, bahkan portal-portal berita lokal serta internasional memiliki sistem periklanan masing-masing.

Itu adalah bentuk dari perkembangan periklanan online, yang memberikan banyak pilihan kepada pengiklan untuk mendekatkan diri kepada kepada konsumennya (jika perusahaann), atau mendekatkan diri kepada fans (jika artis), dan mendekatkan diri dengan simpatisan (jika politisi).

Selain perbedaan penggunaan media, kira-kira apa yang menjadikan iklan online ini berbeda dengan iklan konvensional?

Namun sebelum menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya jika saya sampaikan dulu iklan konvensional itu apa saja?

Dari beberapa sumber menyebutakan bahwa iklan online dengan teknologi internet dianggap sebagai teknologi periklanan yang paling update. Kemudian yang tanpa menggunakan teknologi internet, dianggap sebagai iklan konvensional.

Jadi jelas yang tidak menggunakan media internet merupakan iklan konvensional. Misalnya iklan di koran, majalah, radio, baliho, spanduk, bahkan televisi pun dianggap sebagai iklan yang konvensional.

Dalam artikel ini saya akan fokus menulis efesiensi secara biaya anatara iklan online dan konvensional.

Untuk iklan online saat ini banyak dikenal istilah CPC (Cost Per Click), jadi pengiklan hanya membayar atau mengeluarkan uang jika ada orang yang mengklik iklan. Jika selama seharian tidak ada yang klik iklan, maka pengiklan tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar iklan.

Lantas dengan metode CPC ini, iklannya tetap tayang sampai kapan? akan tayang terus, selama deposit iklannya masih ada. Misalnya kita deposit 100 juta, dengan biaya per klik 5ribu rupiah dan dalam 3 hari hanya diklik oleh 1000 orang. Berarti saldo iklan yang telah terpakai hanya 5 juta, dan masih ada sisa 95 juta rupiah. Sehingga iklan terus akan tayang, hingga deposit 100 juta tersebut habis, tidak terbatas waktunya sampai kapan.

Berbeda dengan iklan konvensional misalnya saja televisi, koran, atau radio. Biasanya harus bayar per hari atau per tayang. Misalnya pasang iklan tv dengan durasi 15 detik, sehari tayang 50 kali. Maka harus bayar sesuai dengan rate iklannya tersebut, supaya iklan harus tayang. Tidak peduli berapa orang yang lihat iklan tersebut, tetap kita harus bayar.

Teman-teman pernah mengetahui istilah endorse di instagram?

Ini juga termasuk iklan lho, sistemnya yaitu pengiklan membayar akun instagram yang memiliki banyak follower untuk mempromosikan produk / layanan di akun tersebut.

Biasanya akun instagram yang banyak follower tersebut juga memiliki rate iklan, misalnya pengiklan harus bayar 500ribu rupiah untuk 3 kali posting selama sehari. Sehingga harga sekali posting yaitu sekitar 160ribu rupiah. Tidak peduli nanti yang lihat iklannya banyak atau sedikit, harga tersebut sudah harga pas untuk endorse di akun sosial tertentu.

Untuk endorse dengan model ini, menurut saya mirip juga dengan iklan konvensional. Namun jika pengiklan yang memiliki sistem yang sudah maju, tidak akan sembarangan melakukan endorse. Mereka akan menggunakan link referal atau kode voucher khusus, dimana hal ini untuk melakukan evaluasi apakah endorse menggunakan akun "x" efektif atau tidak. Memiliki dampak pada penjualan atau tidak, banyak yang klik link referal atau tidak.

Jika tidak ingin terjebak, maka bisa menggunakan teknologi lebih pada endrose yaitu memiliki website untuk pembeliaan sehingga bisa memasukan kode voucher khusus dari akun yang di endorse. Atau menggunakan link referal khusus.

Selain itu bisa menggunakan iklan resmi instagram yang menggunakan metode CPC (cost per click) atau metode lainnya yang ditawarkan oleh instagram (facebook).


Nah, demikian uraian singkat tentang iklan online dan iklan konvensional menurut saya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi teman-teman yang membaca hingga tuntas.

Jika teman-teman pembaca ada pendapat lain, bisa disampaikan di kolom komentar. Bagi yang ingin bertanya juga silakan disampaikan di kolom komentar.

Posting Komentar untuk "Perbandingan Iklan Online dan Iklan Konvensional"